RajaKomen

Dari Laut hingga Gunung, Kiprah DLH dalam Menjaga Alam Nusantara

26 Okt 2025  |  53x | Ditulis oleh : Admin
Dinas Lingkungan Hidup

Dari Laut hingga puncak pegunungan yang menjulang di wilayah pulau Kalimantan, tugas menjaga alam bukanlah perkara ringan. Provinsi Kalimantan Utara dengan keindahan alamnya yang meliputi laut, mangrove, hutan hujan tropis, dan dataran tinggi menghadapi berbagai tantangan lingkungan yang mendorong aksi nyata dari lembaga-lembaga pengelola lingkungan. Artikel ini mengajak Anda menyelami kiprah penting Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Utara (DLH Kaltara) dalam menjaga ekosistem nusantara, dari laut hingga gunung.

https://dlhkalimantanutara.id/ merupakan situs yang semestinya menggambarkan “garis depan” DLH di Kalimantan Utara meskipun saat ini situs resmi yang aktif adalah di domain dlh.kaltaraprov.go.id. Di halaman nyata kegiatan, DLH Provinsi Kalimantan Utara telah menerapkan sejumlah strategi dan program yang kompleks untuk menjaga alam, dari pengelolaan sampah, pemulihan mangrove, penanaman pohon hingga kolaborasi dengan masyarakat adat dan generasi muda.

Kaltara adalah salah satu provinsi yang kaya akan sumber daya alam: laut yang menampung perikanan dan mangrove, pegunungan yang menyimpan hutan hujan tropis, dan kawasan dataran rendah yang rentan terhadap perubahan iklim. Namun karenanya, tekanan lingkungan juga sangat nyata  dari kerusakan hutan, alih fungsi lahan, pencemaran laut, hingga ancaman banjir dan kebakaran hutan. Dalam konteks tersebut, DLH mengambil peran sebagai pengayom alam sekaligus fasilitator perubahan sikap publik dan tata guna ruang yang lebih ramah lingkungan.

Salah satu kegiatan nyata yang diangkat pada Oktober 2024 adalah ajakan penanaman pohon dan talkshow pemuda oleh jajaran DLH. Dalam kesempatan itu, Plt. Kepala DLH mengingatkan bahwa pohon tidak hanya menghasilkan oksigen tapi juga menyerap karbon dan menahan air hujan fungsi vital dalam menghadapi perubahan iklim. Pesan inilah yang ingin ditanamkan kepada masyarakat, bahwa menjaga lingkungan bukan sekadar wacana, tetapi aksi sehari-hari: menanam satu pohon, mengurangi penggunaan plastik, memilah sampah. Keterlibatan generasi muda dan komunitas lokal menjadi kunci ketika mereka merasakan bahwa alam yang mereka warisi juga adalah warisan generasi mendatang.

Tak hanya aspek penghijauan, DLH juga mengelola upaya pengendalian pencemaran, pengelolaan limbah, dan pemulihan kawasan kritis. Sebagai lembaga pemerintah provinsi, DLH memiliki tugas strategis dalam tata lingkungan hidup, meliputi pengaturan ruang, pengawasan kegiatan yang berpotensi merusak lingkungan, serta edukasi dan pemberdayaan masyarakat. Mereka juga memperkuat integrasi data dan sistem statistik lingkungan sebuah langkah penting agar kebijakan berbasis bukti bisa diambil secara tepat. Sebagai contoh, pada awal 2025 DLH bersama dengan Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Utara melakukan pembinaan pengelolaan data sektoral lingkungan. Dengan data yang lebih baik, maka pengambilan kebijakan: mengapa suatu kawasan menjadi rawan longsor, atau mengapa alih fungsi lahan mangrove semakin tinggi menjadi lebih mudah dikaji.

Di sisi laut dan pesisir, tantangannya tak kalah besar. Rimba mangrove yang menjadi penahan gelombang dan tempat asuhan biota laut harus terus dilindungi. Aktivitas penangkapan ikan, alih fungsi lahan pesisir, serta dampak perubahan iklim seperti naiknya permukaan air laut menjadi ancaman nyata. Sementara di hulu dan pegunungan, deforestasi dan kebakaran hutan tetap menjadi perhatian. Menjaga ronda alam dari laut hingga gunung berarti DLH harus bermain multi­skala: dari masyarakat pesisir, petani dan peternak di dataran tinggi, hingga sektor industri yang berdampak lingkungan.

Menariknya, DLH Provinsi Kalimantan Utara tidak hanya menjalankan pengawasan, tetapi juga membangun kolaborasi antara pemerintah, komunitas lokal, perguruan tinggi, dan sektor swasta. Hal ini terlihat dari kegiatan kumpul diskusi dan pelibatan mahasiswa serta pemerhati lingkungan dalam proses penanaman pohon dan edukasi publik. Kolaborasi seperti ini penting karena lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan milik bersama. Ketika setiap individu merasa memiliki dan menjaga lingkungan, maka “kawasan hijau” bukan lagi sekadar istilah, tetapi kenyataan nyata.

Musim hujan yang kian ekstrem dan musim kering yang semakin panjang menjadi tanda perubahan iklim yang dirasakan oleh masyarakat di Kaltara. Untuk itu, DLH pun sudah menempatkan mitigasi dan adaptasi sebagai bagian dari program mereka: menjaga kawasan mangrove sebagai benteng alami, melakukan revegetasi di lahan kritis, serta pengelolaan sampah dan limbah yang lebih terstruktur. Aksi-mikro seperti bank sampah dan edukasi memilah sampah harus diiringi dengan kebijakan makro seperti pengurangan alih fungsi lahan hijau. Dengan demikian, “dari laut hingga gunung” menjadi frasa yang bukan hanya romantik, tetapi taktis.

Tak kalah penting adalah pendidikan lingkungan sejak usia dini. Jika DLH melalui https://dlhkalimantanutara.id/ berhasil menanamkan kesadaran kepada anak-anak sekolah bahwa lingkungan adalah sahabat sekaligus warisan, maka rantai keberlanjutan dapat terjaga. Hakikatnya, menjaga alam bukan semata soal mencegah kerusakan hari ini, tetapi membangun warisan yang bisa dinikmati oleh generasi mendatang. Rindu akan udara segar di Kota Tanjung Selor, rindu akan suara burung di hutan dataran tinggi, rindu akan pantai bersih dan laut yang jernih semua itu ada dalam visi DLH.

Jika kita tarik garis besarnya laut yang sehat berarti biodiversitas laut dan kehidupan pesisir yang stabil seperti pegunungan yang lestari berarti aliran sungai yang cukup dan tanah yang tidak longsor dengan hutan hujan yang terjaga berarti iklim mikro yang mendukung keseimbangan ekosistem. DLH Provinsi Kalimantan Utara menjalankan perannya sebagai penjaga kesinambungan ini tidak hanya melalui regulasi, tetapi juga melalui inspirasi, edukasi, dan pemberdayaan.

Mari kita tutup dengan dua hal penting: satu, bahwa setiap langkah kecil kita seperti mengurangi plastik, menanam pohon atau ikut aksi bersih-bersih pesisir sangat berarti. Dua, bahwa lembaga seperti DLH memerlukan dukungan masyarakat karena tanpa masyarakat yang aktif, kebijakan terbaik pun bisa terhenti di atas kertas.

Berita Terkait
Baca Juga: